GLOBALBUSINESS.ID, Jakarta – Proyek IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara masih menjadi incaran sejumlah BUMN Karya.
Salah satu BUMN yang sedang memburu proyek IKN adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) untuk memenuhi target proyek di tahun 2023.
Sejauh ini WSKT sudah memenangkan tender proyek IKN sebesar Rp4,16 triliun, dan akan terus ditambah dengan mengikuti tender lainnya.
SVP Corporate Secretary Waskita Karya Novianto Ari Nugroho mengatakan, tahun ini WSKT masih gencar mendapatkan proyek-proyek di IKN.
Novianto menyebut masih banyak paket di mega proyek yang berlokasi di Kalimantan Timur yang akan dilelang pada 2023.
“Di tahun 2022 ada beberapa proyek yang telah diraih, dan tahun ini masih akan memburu proyek pembangunan IKN di Kaltim,” ujar Novianto.
Adapun proyek yang telah Waskita Karya di IKN di antaranya Gedung Sekretariat Negara dan Bangunan Pendukung, Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4 dan pembangunan IPAL 1, 2 dan 3.
Kemudian Jalan Tol IKN Segmen Simpang Tempadung-Jembatan Pulau Balang, Kawasan Kantor Kementerian dan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN.
Sementara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan dari total 34 paket, sebanyak 29 paket proyek IKN yang sudah teken kontrak senilai Rp25 triliun.
Beberapa proyek lainnya akan dilelang ke berbagai perusahaan BUMN maupun swasta hingga tahun 2024 dengan total anggaran sebesar Rp43,73 triliun.
Waskita Karya yang masih mengincar proyek IKN telah menyiapkan beberapa strategi agar bisa memang lelang.
“Kami berupaya meningkatkan kapabilitas dengan fokus terhadap kemampuan SDM, dukungan peralatan, dan meningkatkan value engineering,” kata Novianto.
Ia mencontohkan, WSKT mengembangkan teknologi digitalisasi seperti BIM dan green construction serta peningkatan value engineering dengan key account khusus dan menghadirkan tim adhoc.
Hingga akhir tahun 2022, nilai kontrak yang sudah dikantongi Waskita mencapai Rp13,70 triliun yang didominasi proyek pemerintah sebesar 68,10 persen.
Proyek lainnya berupa pengembangan bisnis anak usaha WSKT (12,38 persen), proyek swasta (10,18 persen) serta proyek dari BUMN dan BUMD (9,34 persen).
Untuk tipe proyek yang digarap Waskita, segmen konektivitas infrastruktur masih yang terbesar yaitu 48,78 persen.
Sisanya berasal dari proyek gedung (20,02 persen), EPC (10,91 persen), proyek anak usaha (12,38 persen) dan Sumber Daya Air (7,89 persen). []