GLOBALBUSINESS.ID, Jakarta – Proyek Waskita Karya kini tak hanya terbatas di dalam negeri, tapi tersebar di berbagai negara.
Saat ini beberapa proyek Waskita Karya sedang dikebut agar bisa rampung tepat waktu, salah satunya konstruksi Jalan Nasional di South Sudan Afrika yang merupakan proyek G2G.
Selain itu, proyek Waskita Karya yang juga tengah digarap di Negaa Timor Leste berupa proyek Jalan Nasional Oecusse.
SVP Corporate Secretary Waskita Karya, Novianto Ari Nugroho mengatakan, perseroan memasang target nilai kontrak baru di tahun ini mencapai Rp25 triliun.
Untuk memenuhi target itu, PT Waskita Karya (Persero) Tbk akan memperluas sasaran proyek luar negeri dengan mengikuti tender di berbagai negara.
Menurut Novianto, pihanya akan focus pada proyek Waskita Karya dalam hal pengerjaan jalan dan infrastruktur air.
“Tahun ini kami menargetkan nilai kontrak baru bisa mencapai Rp25 triliun, maka sasaran proyek harus diperluas tak hanya di dalam negeri tapi juga negara lain,” ujar Novianto, Minggu (8/1/2023).
Emiten berkode WSKT ini juga menargetkan pertumbuhan kinerja operasional dan keuangan sekitar 5 persen di tahun 2023.
Menurut Novianto, target kinerja ini akan bisa tercapai dengan memperhitungkan view outlook yang lebih moderat dan berelanjutan.
Untuk proyek dalam negeri, WSKT tetap fokus pada pengerjaan infrastruktur air dan ditargetkan dapat berkontribusi hingga 30 persen nilai kontrak baru sampai tahun 2025.
“Yang terutama kita bisa mengerjakan Proyek Strategis Nasional. Sejauh ini proyek Waskita Karya yang sudah berjalan tersebar di beberapa wilayah, terutama di proyek Ibu Kota Negara Nusantara,” ungkapnya.
Untuk diketahui, nilai kontrak proyek WSKT yang didapat dari pengerjaan IKN Nusantara di Kalimantan Timur pada tahun 2022 mencapai Rp5,92 triliun.
Beberapa tender proyek yang dimenangkan WSKT di antaranya pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (Rp638 miliar), Gedung dan Kawasan Perkantoran (Rp1,53 triliun) dan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN (Rp639 miliar).
Untuk total Raihan kontrak WSKT per November 2022 sudah mencapai Rp13,70 triliun, meningkat dari periode yang sama di tahun 2021 senilai Rp13,46 triliun.
Namun capaian itu belum mampu memenuhi target perusahaan yang sebelumnya ditetapkan pada kisaran Rp20 hingga Rp30 triliun di tahun 2022. []