GLOBALBUSINESS.ID,- Jakarta – Di tengah dinamika bisnis yang semakin kompetitif, Pegadaian membuktikan bahwa keberlanjutan bukan sekadar jargon. Melalui penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), Pegadaian menegaskan komitmennya menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Penerapan ESG bukan hanya sebatas pemenuhan regulasi, tetapi sudah menjadi DNA di tubuh Pegadaian. Bagi Pegadaian, keberlanjutan adalah perjalanan panjang. Setiap inovasi ESG dijalankan dengan keyakinan bahwa keberhasilan bisnis sejati adalah ketika bumi, masyarakat, dan perusahaan tumbuh bersama. ESG tentu bukan tren sesaat, melainkan arah strategis perusahaan dalam membangun bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Pegadaian tentunya juga selaras dengan arah pembangunan Indonesia ke depan dan menjadi bagian dari solusi menuju Indonesia Emas 2045.
Kepada Global Business, Kepala Divisi ESG PT Pegadaian, Rully Yusuf mengatakan bahwa visi utama Pegadaian dalam mengimplementasikan ESG adalah mewujudkan keseimbangan antara tiga pilar utama: profit, people, dan planet. “Operasional bisnis Pegadaian tidak hanya mengejar keuntungan finansial, tetapi juga bagaimana perusahaan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan,” jelas Rully.
3 PILAR UTAMA
Sejalan dengan standar ISO 26000, program keberlanjutan Pegadaian dikemas dalam tiga pilar utama yaitu The Gade Environment, The Gade Empowerment, dan The Gade Generation. Pada aspek lingkungan, Pegadaian menjalankan berbagai inisiatif hijau seperti program “Memilah Sampah Menabung Emas”, yang mendorong masyarakat menukar sampah anorganik dengan tabungan emas. Selain itu, program Pegadaian GLAM (Green Live Action Movement) menjadi gerakan kolektif menjaga kebersihan dan mengurangi jejak karbon, sementara The Gade Integrated Farming mengusung konsep pertanian sirkuler yang mengedepankan efisiensi sumber daya dan ramah lingkungan.
“Melalui The Gade Environment, kami ingin menanam kesadaran bahwa menjaga bumi adalah tanggung jawab bersama,” tutur Rully.
Di bidang sosial dan ekonomi, Pegadaian menghadirkan The Gade Empowerment, yang fokus pada pemberdayaan masyarakat dan pelaku UMKM. Program seperti GadePreneur memberikan pelatihan dan pendampingan bagi pelaku usaha mikro agar naik kelas, sedangkan Pegadaian Peduli Desa dan Pegadaian Tanggap Darurat Bencana membantu masyarakat di daerah terpencil serta korban bencana untuk kembali bangkit.
Tak hanya itu, kegiatan sosial seperti Pegadaian Mengetuk Pintu Langit menjadi wujud nyata kepedulian terhadap masyarakat kurang mampu.
“Tujuan kami sederhana: menciptakan dampak sosial yang berkelanjutan. Kami ingin masyarakat tumbuh bersama Pegadaian,” ujar Rully.
Pilar ketiga, The Gade Generation, difokuskan untuk membangun generasi muda yang kreatif dan berdaya saing tinggi. Melalui program seperti The Gade Creative Lounge dan The Gade Sociopreneurship Challenge, Pegadaian mendorong anak muda untuk menciptakan solusi inovatif terhadap berbagai isu sosial. Selain itu, Pegadaian Scholarship dan program kerja sama riset dengan perguruan tinggi memperkuat dukungan perusahaan terhadap dunia pendidikan.
“Generasi muda adalah aset bangsa. Kami ingin berkontribusi menciptakan SDM unggul yang siap menghadapi era Indonesia Emas 2045,” tambah Rully.
Pegadaian juga memiliki Roadmap Keuangan Berkelanjutan 2023–2027, sejalan dengan POJK 51/2017. Rully menjelaskan, roadmap ini terdiri dari lima fase strategis: (2023) Building ESG Pillars, (2024) Reshaping ESG Compliance, (2025) Achieving ESG Business Goals, (2026) Increasing ESG Impact, (2027) Creating New Value.
Dalam penerapannya, Pegadaian telah mengembangkan pembiayaan KUBL untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik, memperluas edukasi keuangan inklusif, serta membangun infrastruktur perusahaan berbasis ESG.
“Seluruh karyawan hingga manajemen puncak telah mendapat pelatihan dan edukasi terkait ESG agar prinsip keberlanjutan menjadi budaya organisasi, bukan sekadar kebijakan,” ujar Rully.
Melalui serangkaian inisiatif tersebut, Pegadaian kini dianggap sebagai salah satu pionir dalam implementasi keuangan berkelanjutan di sektor BUMN. Rully menegaskan, keberhasilan program ESG Pegadaian bukan hanya soal pencapaian internal, tetapi juga kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional.
“Kami ingin Pegadaian menjadi role model lembaga keuangan hijau yang membawa manfaat bagi ekonomi, masyarakat, dan lingkungan. Karena masa depan bisnis adalah masa depan bumi,” tegas Rully optimistis.















