GLOBALBUSINESS.ID, Jakarta – Pos Indonesia kian solid dan optimis bertransformasi menjadi BUMN logistik nasional. Bukan tanpa alasan, berbekal pengalaman panjang dan DNA sebagai perusahaan kurir dan logistik dengan jaringan bisnis yang sangat luas, Pos Indonesia dinyatakan yang paling siap dalam membangun ekosistem logistik nasional yang terintegrasi dengan baik. Ke depan, Pos Indonesia digadang dan diharapkan menjadi perusahaan yang mampu tumbuh menjadi leader yang berperan penting dalam mendorong kinerja logistik nasional.
Pos Indonesia saat ini memang bukan lagi Pos Indonesia yang dikenal banyak orang sebagai perusahaan pengantar surat. Perusahaan yang lekat dengan istilah “BUMN Orange” tersebut perlahan sudah melepaskan “atribut-atribut bisnis lama” yang sudah tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat. Sebut saja digitalisasi yang pada akhirnya membuat Pos Indonesia terdisrupsi sehingga membuat perseroan memutar otak untuk memperbaiki seluruh kegiatan bisnisnya agar lebih lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
Bahkan Pos Indonesia dengan sangat optimis telah mengubah logo merpati yang selama ini identik dan melekat dengan Pos Indonesia menjadi Logo PosIND. Keberanian tersebut menjadi sebuah bukti bahwa Pos Indonesia benar-benar siap memfokuskan diri sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang fokus pada bisnis logistik.
Menurut Direktur Business Development and Portfolio Management PT Pos Indonesia, Prasabri Pesti, pada logo baru manajemen tidak ragu lagi menuliskan tagline “Logistik Indonesia” sebagai pernyataan bahwa Pos Indonesia adalah sebagai perusahaan logistik.
“Seperti kita ketahui bahwa logo kita yang lama adalah burung merpati yang identik dengan surat yang diikat di kaki merpati. Namun sekarang surat sudah tergeser oleh email, dan sekarang yang dikirim adalah barang bukan lagi surat dan burung merpati tidak bisa mengangkat barang. Oleh karena itu dengan tegas kita lakukan perubahan logo menyesuaikan visi bisnis Pos Indonesia sebagai perusahaan logistik,” jelas Prasabri.
Namun demikian Prasabri menegaskan meskipun Pos Indonesia sudah tidak lagi menggunakan logo burung merpati, tapi kesan baik Burung Merpati yang tak pernah ingkar janji akan terus menjiwai operasi layanan Pos Indonesia selamanya.
“Burung Merpati hanya bisa antar surat, tidak bisa angkut barang. Tapi kesan baik Burung Merpati yang tak pernah ingkar janji akan terus menjiwai operasi layanan kami,” ujar pria kelahiran Lampung 11 September 1971 tersebut.
Lebih lanjut Prasabri mengatakan terdapat beberapa point yang mendorong PT Pos Indonesia bertransformasi menjadi perusahaan logistik, antara lain yaitu; (1) Potensi market logistik yang sangat besar, addressable market nya mencapai 1300 T dengan rata-rata pertumbuhan di atas 9%.
(2) Peran Pos Indonesia sebagai BUMN yang secara langsung memiliki mandat sebagai agent of development, dalam konteks ini Pos Indonesia memiliki tanggung jawab bersama pemangku kepentingan lain untuk menurunkan biaya logistik nasional yang masih terbilang tinggi.
(3) DNA Pos Indonesia yang sejak berdiri ada di industri postal dan kurir yang memiliki kesamaan pola operasi dengan bisnis logistik, yakni bagaimana memanfaatkan network yang dimiliki sebagai titik-titik distribusi.
(4) Arahan Pemegang saham dalam hal ini Menteri BUMN, Erick Thohir yang menginginkan agar Pos Indonesia bertransformasi menjadi Perusahaan Logistik, dimana Erick Thohir menyebutnya sebagai “Digital Logistic Company”. “Ada kata digital juga ujar Prasabri.