GLOBALBUSINESS.ID, Jakarta – Industri mobil listrik Indonesia tengah serius digarap oleh pemerintah dengan membentuk Indonesia Battery Corporation (IBC).
IBC yang merupakan gabungan dari sejumlah BUMN sektor energi ini telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam membangun industri mobil listrik di tanah air.
Selain menggandeng investor, IBC sebelumnya berencana melakukan akuisisi terhadap perusahaan pabrik kendaraan listrik asal Jerman yakni Street Scooter.
Namun berdasarkan kabar terbaru, rencana akuisisi perusahaan tersebut dipastikan batal dan tidak akan berjalan.
IBC yang merupakan perusahaan patungan dari sejumlah BUMN ini itu kandas mengakuisisi Street Scooter lantaran terkendala beberapa hal.
Gagalnya kerjasama di bidang industri mobil listrik dengan Street Ccooter ini pun dibenarkan oleh Menteri Investasi atau Kepala Badan Koorndinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia.
Ia menyatakan opsi IBC yang terdiri dari MIND ID, PT Pertamina, PT PLN dan PT Antam untuk melakukan akuisisi sudah tertutup rapat karena beberapa faktor.
Di antaranya karena adanya anggapan bahwa investasi tersebut tidak akan membawa keuntungan bagi pihak IBC.
Selain itu, tidak adanya kesepakatan selama proses akuisisi tersebut, hingga akhirnya opsi itu diambil alih oleh perusahaan otomotif asal Luksemburg, Odin Automotive.
“Ya setahu saya opsi akuisisi itu sudah tidak ada lagi karena kita dibilang bahwa ini rugi dan sebagainya. Padahal kita belum kerja tapi sudah dibilang rugi,” terang Menteri Bahlil saat dimintai keterangannya, pekan lalu.
Dorong Kehati-hatian
Bahlil juga menyatakan masyarakat Indonesia memang rentan dipengaruhi oleh isu-isu yang tak pasti, terutama dalam rencana akuisisi tersebut.
Bahkan ia menyebut ada dugaan mark up yang muncul dalam proses tersebut, padahal ia memastikan semua prosesnya berjalan secara transparan.
“Jadi kita (masyarakat) terlalu banyak curiga, ada yang bilang ini akan terjadi Mark up, Mark up apaan? kan kita proses belinya transparan. Dan opsi itu saat ini sudah tidak dikasih lagi ke kita,” ungkap dia.
Ia pun mengungkapkan kekesalannya karena potensi kerjasama di bidang industri mobil listrik yang sangat baik akhirnya terlewat dan diambil pihak lain.
“Yak karena mencle-mencle jadinya lewatlah barang itu, padahal itu barang bagus jadinya diambil orang,” kata dia.
Sebelumnya Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama memang menyampaikan agar pihak perusahaan berhati-hati dalam melakukan akuisisi perusahaan asing.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengingatkan, jangan sampai keputusan ini ke depan justru membawa masalah dan mengakibatkan pihak terkait dipidana hanya karena salah mengambil keputusan bisnis.
Ia menyebut ihak IBC jangan mengarang future valuasi perusahaan tersebut, karena nilainya memang belum bisa dipastikan.
Bahkan pria yang akrab disapa Ahok ini menyebut ketimbang akuisisi dengan modal besar, lebih baik mencari partner untuk pengembangan mobil listrik seperti misalnya Wuling. []