Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) senantiasa melakukan langkah strategis guna mendorong penguatan mata uang rupiah yang belakangan ini terjadi pelemahan. Menurut Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, pihaknya terus mendorong kegiatan BUMN yang berorientasi terhadap ekspor.
Krakatau Steel, Pindad, INKA Barata Indonesia dan PTDI berkomitmen untuk melakukan ekpor pada tahun ini. Dengan komitmen tersebut maka kita berharap akan berkontribusi terhadap penguatan rupiah,” jelasnya.
Menurutnya tahun ini BUMN seperti PT INKA akan melakukan ekspor ke Filipina dan banglades. Adapun nilai kontraknya, imbuh Hary, masing-masing mencapai 1.36 Triliun dan Rp126 Miliar.
“Pindad juga akan melakukan ekspor ke Korea Selatan, Brunei Myanmar dan Thailand. Yang diekpor mulai senjata, munisi sampai kendaraan tempur. Nilai ekspor diperkirakan mencapai Rp78 Miliar,” ujarnya.
Sementara itu Krakatau Stell juga akan mekakukan hal yang sama. KS yang berdomisili di Cilegon Jawa Barat ini akan mengekspor produk baja hot rolled coil ke Filipina dan Australia.
Kemudian, lanjut Hari, Barata Indonesia juga akan mengekpor komponen kereta api ke Amerika, Australia hingga Afrika dengan nilai ekspor mencapai Rp210 Miliar.
“Untuk PTDI sendiri akan mengekspor pesawat berjenis NC212 ke Filipina serta CN235 ke Vietnam dengan nilai ekpor diperkirakan mencapai US$18 juta,” tutupnya. []